Harusnya dari dulu aku sadar bahwa cinta yang murni adalah cinta untuk-Mu. Bukan untuk siapa-siapa. karena-Mu dan bukan karena nafsu atau hal lain.
Awalnya aku menyambut semua dengan hangat. Tanpa ada keluh kesah dan bahkan berpikir bahwa masa ketika angin sudah tak lagi berhembus datang menyapaku. Harusnya aku tau bahwa kau tak lebih dari angin. Yang hanya datang memberi kesejukan lalu pergi lagi tanpa permisi.
Sudahlah, untuk apa kau seperti ini nak! Kau tau bukan Tuhan selalu punya maksud indah dalam setiap kejadian yang digariskannya? Dan hal itu berlaku pula pada kisahku.
Biarlah kisah ini membuatku menjadi semakin dewasa. Menjadi seorang wanita yang kuat. Menjadi manusia-manusia yang bisa hidup dengan tanganmu sendiri.Cukup menikmatinya dari sini. Menyaksikan kisahnya terselesaikan dan meniti kembali mozaik kisahku.
Bukankah cinta memang tak harus memiliki? Ini hanya sebuah bumbu dalam kisahku. Yang membuatnya semakin mempesona.
Kini ku ikrarkan padamu bulan. Bahwa aku tak akan lagi menggantungkan harapan itu di pundakmu. Saat ini juga aku akan mengambilnya. Membawanya jauh ke negeri entah berantah. Cukup kau tahu rasanya dan bagaimana.
Bodohnya baru aku sadar bahwa termyata salju memang tak akan pernah turun di Jakarta. Tak peduli sekuat apa pun aku berusaha. Dan dengan tak adanya harapanku lagi di pundakmu, saat itulah kisah sang pengagum yang kini bukan lagi rahasia berakhir. Walau tanpa akhir yang bahagia. Setidaknya sang pemilik kisah beruntung. Karena cinta hadir dalam kisah hidupnya.
Semoga suatu saat nanti kau bisa memandang seorang gadis berumtung di sana, seperti aku yang memandangmu.
Dia memang lebih dulu hadir dan mengisi kekosongan itu. Semoga semua harapanmu dengannya tak berakhir dengan tidur. Tak seperti harapanku.
Dari Pengagummu setelah 3 bulan berlalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar