Senin, 25 April 2016

Kasus Hak Paten : Peneliti LIPI Patenkan Cara Baru Bikin Antibiotik

TEMPO.CO, Bogor - Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan proses baru dalam pembuatan antibiotik untuk menanggulangi penyakit akibat infeksi bakteri. Para peneliti menggunakan mikroba tanah asli Indonesia untuk membuat antibiotik baru.

Hasil riset yang berjalan sejak 2006 itu menunjukkan antibiotik buatan LIPI mempunyai hasil sebanding dengan antibiotik yang sebelumnya sudah cukup dominan digunakan, seperti tetrasiklin, streptomisin, kloramfenikol, dan eritromisin. 

Muhammad Hanafi, anggota tim peneliti, mengatakan masalah utama yang dihadapi dalam pemakaian antibiotik adalah kemungkinan bakteri menjadi resisten terhadap efek obat tertentu. Akibatnya, dibutuhkan usaha yang berkelanjutan untuk mendapatkan sumber antibiotik baru. (Baca juga: Bakteri Kebal Antibiotik Meningkat di AS)

"Beberapa sumber yang kami gunakan adalah mikroba tanah dan dari tanaman," kata dia di sela-sela acara penganugerahan Inventor Award LIPI di Kebun Raya Bogor, Selasa, 26 Agustus 2014. Selain Hanafi, anggota tim yang terlibat dalam riset itu adalah Leonardus Broto Sugeng Kardono, Linar Zalinar Udin, Tjandrawati, dan Roy Heru Trisnamurti.

Hanafi mengatakan riset mereka berhasil mendapatkan senyawa yang kinerjanya sebanding dengan antibiotik eritromisin. "Keuntungannya kita pakai material asli Indonesia yang banyak terdapat di sini," kata profesor riset kimia organik itu.

Tim LIPI menggunakan fermentasi dengan bakteri Pseudomonas pycocynea. Proses itu menghasilkan senyawa fenoliklaktam-A yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli dan S. aureus yang bisa menyebabkan infeksi ketika tubuh manusia terluka atau imunitasnya menurun. E. coli menyebabkan infeksi pencernaan yang ditandai dengan diare. Sementara infeksi S. aureus, yang merupakan mikroflora normal pada tubuh manusia, diasosiasikan pada kondisi patologi, seperti bisul, jerawat, pneumonia, meningitis, dan arthritis.

Senyawa fenoliklaktam-A bahkan mampu menghambat pertumbuhan sel kanker leukimia. Dalam proses sintesis berikutnya, senyawa fenoliklaktam-A bisa menghasilkan fenoliklaktam-B hingga F yang juga memiliki aktivitas antibakteri dan antikanker. 

Kepala Bidang Hak Kekayaan Intelektual di Pusat Inovasi LIPI, Ragil Yoga Edi, mengatakan riset proses pembuatan antibiotik itu baru menerima sertifikat paten tahun ini. Padahal LIPI sudah mendaftarkannya sejak 2010. "Memang proses verifikasinya ketat," kata dia.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

https://tekno.tempo.co/read/news/2014/08/27/061602519/peneliti-lipi-patenkan-cara-baru-bikin-antibiotik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar