“Sial .. kenapa hujan
turun saat seperti ini” Ucap seorang lelaki dengan membawa tumpukan kertas
ditangannya. Ia bergegas berlari dengan tas yang dipakainya sebagai tameng
untuk memayunginya dari hujan. Lelaki itu terus berlari menghindari hujan
menyusuri jalan yang dipenuhi pohon azalea di pinggirannya juga sebuah sungai
kecil yang menemani dipinggiran jalan.
Tak lama kakinya berhenti pada sebuah gubuk kecil, sekedar untuk
berteduh dari hujan yang semakin deras. Perlahan lelaki itu duduk sambil
mngibas-ngibaskan pakaiannya yang basah, berharap sedikit bisa
mengeringkannya.
“Aish .. kenapa harus hujan? Naskahku jadi basah begini, bagaimana
kalu robek?” Ia menggerutu sambil menyadari keteledorannya yang tidak
memasukkan naskah tersebut kedalam tas. Tanpa ia sadari seseorang
mmperhatikannya sejak tadi. Memandang tajam apa yang namja itu lakukan.
“Ada apa agashi?” Lelaki itu tersentak dan segera
membalikan tubuhnya, ia bahkan tidak menyadari ada seseorang selain dirinya di
gubuk kecil itu. Sekejap lelaki itu memandang heran pada seseorang yang duduk
tak jauh darinya.
Ia seorang wanita yang terlihat kurus dan pucat, namun tampak
manis. Rambutnya yang tergerai panjang menambah kesan manis pada wajahnya.
Namun matanya yang indah itu terlihat redup, seperti menceritakan sebuah
kepedihan di dalamnya.
“Oh .. maaf agashi saya tidak tahu anda ada di
sini tadi. Sekali lagi maaf kalau saya megganggu.” Namja itu justru tersenyum
kecil meminta maaf pada wanita disampingnya.
Setelahnya keheningan tercipta diantara mereka. Sang lelaki sibuk
berdoa agar hujan segera berhenti dan dia bisa berlari dengan cepat menuju
tempat yang ia tuju. Ia sengaja memilih jalan ini, karena jalan ini merupakan
jalan pintas menuju tempat tersebut. Jika tahu hujan akan turun, mungkin ia
lebih memilih naik bus kota sehingga tak harus kehujanan seperti
ini. Sementara sang wanita hanya diam mematung memandang hujan yang turun
semakin deras.
Matanya hanya menatap butiran-butiran air yang jatuh itu. Baginya
hujan adalah sebuah kejadian alam yang indah, lebih indah dari mekarnya semua
bunga di musim semi.
“Aishh .. kenapa hujannya malah semakin deras!” Lelaki tersebut
semain kesal menunggu lama, sambil sesekali melirik jam tangan yang melingkar
di tangan kirinya. Mungkin waktunya sudah tak banyak untuk pergi ke tempat yang
ditujunya.
“Agashi sedang buru-buru?” Wanita itu memecah
keheningan diantara mereka. Rasanya aneh bukan jika berlama-lama dalam satu
atap dengan seseorang tanpa adanya sebuah pembicaraan?