Jumat, 06 Maret 2015

Prinsip



Ditengah kompetitifnya dunia dengan berbagai macam tekanannya, di sana aku masih menemukan kesederhanaan. Kesederhaan mimpi, ambisi, dan hidup. Ya, kesederhanaan itu ada di negeriku.



Ketika hampir semua anak berlomba untuk mendapat pendidikan dan menjadi yang terbaik dalam jenjangnya, berlomba untuk mengukir prestasi setinggi-tingginya, bahkan berlomba untuk masuk ke perguruan tinggi bergengsi yang sebagian besar tujuannya adalah demi mendapat pekerjaan berpenghasilan tinggi di masa depan. Namun anak-anak desa yang aku kenal masih berpikiran bersih, mengikuti  kata hati mereka. 

Mereka hanya ingin bersekolah agar mereka berpendidikan dan berwawasan luas, setidaknya lebih dari pada kedua orang tua mereka yang kebanyakan hanya tahu sawah dan lading. Ironis? Memang sedikit terdengar seperti itu. Tapi tahukah kawan? Tujuan hidup mereka sungguh sederhana.



Ketika kebanyakan masyarakat kota saai ini ingin berkarir setinggi-tingginya bahkan berusaha keras agarkarirnya menyentuh dunia internasional, mereka yang berasal dari desa akan pergi ke kota mencari kerja hanya untuk kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak di masa depan, dan membeli sebidang tanah yang bisa dipergunakan untuk bertani dan berladang dikala senja nanti.

Setelah lunas menyelesaikan beban pekerjaan yang diemban, di usia senja mereka akan kembali ke desa tempat mereka dilahirkan. Berladang dan bertani. Hidup sederhana dengan udara segar yang bisa dihirup setiap pagi. Air yang sejuk yang dinikmati setiap saat. Menghabiskan masa senja dengan tenang dan damai untuk beribadah.

Jadi untuk kawanku yang memiliki banyak rencana luaar biasa, marilah belajar bersyukur dari orang desa. Untuk kawanku yang selalu mendambakan kemewahan marilah belajar sederhana dari orang desa. Untuk kawanku yang mengharapkan kekayaan di masa tua, marilah belajar mengabdikan akhir usia untuk Tuhan yang telah memberikan segalanya.


Yang terpenting dari semua hal adaalah prinsip hidup. Tanpa prinsip kita hanyalah nahkoda yang tak bisa mengendalikan kapal, terombang-ambing entah sampai kapan. Mungkin sampai karam dan tenggelam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar