Selasa, 29 Desember 2015

Sumbangsih untuk Tanah Air

Ketika ditanya apakah anda cinta Indonesia lalu apa jawabannya? Semua orang berkata 'Ya'. Namun saat ditanya apa yang sudah anda lakukan untuk Indonesia, maka sebagian orang akan terdiam, sedikit berpikir, dan tak banyak berakhir dengan senyuman dan gelengan.

Di mana-mana semua orang ramai menyuarakan nasionalisme, apalagi menjelang hari jadi Indonesia Raya yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus. Iklan-iklan ramai berteriak tentang nasionalisme. Di media massa mau pun disosial media. Namun apakah rakyat Indonesia sesungguhnya mengerti bagaimana memaknai nasionalisme itu sendiri.

Nasionalisme akan sejalan dengan sumbangsih, pengabdian untuk negeri tercinta. Dan pengabdian itu datan dari cinta. Pertanyaannya adalah apakah anda mencintai Indonesia? Sudahkah tertanam di dalam hati? Menjadi cinta yang sejati dan mendarah daging?

Jika sudah cinta, lalu apakah sejati dan mendarah daging jika pancasila pun tak hapal, nama-nama pahlawan pun tak tahu, dan lagu-lagu nasional tak hapal bahkan sebagian lagi baru mendengar. Memang hal-hal tersebut sudah kita pelajari sewaktu menuntut ilmu di sekolah dasar. Alasan klasik yang biasa keluar dari mulut pengaku cinta adalah 'lupa'. Sudah lama sekali katanya. Jika sudah lama lalu kenapa? Bukankah hal-hal dasar tersebut harus selalu kita ingat untuk menjaga kecintaan terhadap negeri.

Sebelumnya, apakah yang nasionalisme it sendiri? Nasionalisme menurut KBBI adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Juga kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa. Menurut Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme diartikan sebagai sikap politik dan sosial dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian, merasakan adanya kesetiaan mendalam terhadap kelompok bangsa itu. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu ikatan antara manusia yang didasarkan atas ikatan kekeluargaan, klan, dan kesukuan.

Nasionalisme perlu untuk selalu dipipuk agar semakin kuat dan kokoh. Apabila nasionalisme telah mendarah daging, maka tahap selanjutnya adalah pengabdian pada negeri. Bentuknya adlah sumbangsih. Sumbangsih dapat diartikan dan diwujudkan melalui berbagai macam cara. Tak harus selalu manjadi pendemo yang mengaku membela kepentingan rakyat, tak perlu menjadi presiden untuk merubah sistem yang carut marut. Sumbangsih dapat dimulai dengan hal yang kecil.

Dengan tidak membuan sampah sembarangan, saling membantu sesama, begotong royong, dan belajar yang tekun bagi pelajar sudah merupakan sumbangsih untuk negeri.

Banyak orang Indonesia yang ingin menetap di luar negeri dengan dalih mendapatkan gaji lebih besar, lebih dihargai, lebih nyaman, sampai alasan lain yang kurang masuk akal. Semuanya berbondong-bondong memuji negara maju dan berlomba mendatangi negara baju. Berfoto dengan landmark mereka dan menjadi bangga. Selalu membanding-bandingkan negeri mereka dengan negeri kita sendiri, Indonesia. Harusnya perasaan yang muncul adalah bagaimana, bukan kenapa. Bagaimana cara mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Bagaimana saya dapat berkontribusi untuk ibu pertiwi.

Namun beberapa orang memiliki alasan nasionalis untuk menetap atau bekerja di negeri orang. Seperti dikutip oleh penulis dari novel populer Nnegeri Van Oranje, "... sumbangsih bisa bermacam-macam bentuknya, ambil contoh, deh, India. Begitu banyak nama-nama India yang mashyur lewat pretasinya di luar negaranya. Mereka mengembangkan pengetahuan dan membangun bisnis di luar India. Mengapa? Karena bila ngotot di dalem negeri, mereka nggak akan berkembang! Lah, nggak ada fasilitasnya! Maka, eksoduslah mereka mencari tantangan mengembangkan isi kepala di luar India. Setelah puluhan tahun bermukim dan menimba sukses di luar, apakah nasionalisme mereka luntur? Tidak! Nah, setelah para perantau itu sukses ternyata mereka kembali untuk menginvestasikan uang dan teknologi yan dikuasinya di berbagai kota di India. Implikasinya? Teknologi berjalan dengan tingkat uan sangat mengagumkan, industri mereka garap, jutaan kesempatan kerja di buka, ekspor meningkat, devisa mengalir. Apakah itu tidak dianggap sebagai bentung sumbangsih untuk Tanah Air? ..."

Kutipan novel tersebut memberi prespektif bawa tak melulu mereka yang menimba ilmu, bekerja, dan mengembangkan kemampuan di luar negeri tak memiliki nasionalisme. Kita ambil contoh Prof B.J. Habibie.

Maka nasionalisme adalah tugas kita semua untuk menumbuhkan, menjaga, dan memeliharanya. Hingga tercipta sumbangsih-sumbangsih bangsa untuk Indonesia yang lebih maju.

Anak dan Perceraian

Perceraian adalah hal yang tidak diharapkan oleh siapun. Perceraian ternyata tidak hanya berdampak pada orang tua saja, tapi juga berdampak pada anak.

Berdasarkan pandangan ilmu psikologi dampak perceraian pada orang tua, biasanya orang tua akan stres dan depresi. Namun tanggung jawab orang tua berkurang. Selain itu, pemasukan berkurang (terutama pada perempuan). Orang tua yang bercerai juga memiliki beban mengasuh anak. Bahkan nonresident parent merasa berat karena harus berpisah dengan anak.

Sementara dampak perceraian pada anak, dalam jangka pendek adalah anak akan mengalami masalah emosional, menyalahkan diri sendiri, menarik diri, menampilkan perilaku negatif (marah-marah atau agresif), merasa bertanggung jawab dengan perceraian, merasa takut diabaikan dan gejala physical illness atau psikosomatis. Anak  juga akan stress, manja dan tidak mau lepas dari ortu, menjadi sulit diatur, tidak menurut bahkan menarik diri, tidak mau tidur, berbohong, mencuri, mengompol, membolos, mimpi buruk, psikosomatis dan depresi.

Anak-anak lebih mengungkapkan perasaannya melalui perilaku daripada kata-kata. Maka anak-anak korban perceraian sangat rentan terhadap perilaku-perilaku yang menjerumuskan pada hal yang buruk.

Pertanyaan yang biasa diajukan anak saat kedua orang tuanya bercerai diantaranya apa papa akan meninggalkan kita? Apa aku masih bisa sekolah? Kucingku nanti gimana? Mengapa mama papa tidak saling mencintai seperti orangtua lain? Apakah ini semua karena aku menjatuhkan botol susu? Mengapa mama menangis? Papa kok marah sama mama?

Dan dampak perceraian pada anak dalam jangka panjang, anak merasa kurang bahagia, terhambatnya persahabatan, anak akan malu dan pindah rumah. Dampak lainnya, anak perempuan tiga kali lebih besar melakukan kumpul kebo di usia remaja  Anak perempuan menikah lebih muda kurang dari 20 tahun. Dan anak kurang dapat mengecap pendidikan yang lebih tinggi.

Lalu bagaimana dampaknya bagi bayi?Bayi masih belum mengerti perceraian, tapi mereka dapat merasakan perubahan respon orangtua terhadap mereka. Reaksi yang biasa terjadi adalah perubahan pola makan dan tidur, memiliki masalah pencernaan seperti diare, konstipasi, keluar ludah atau iler, cemas dan takut.

Menurut agama sendiri perceraian merupakan suatu hal yang dibenci. Perceraian akan menyakiti banyak pihak dan wujud dari ketidaksabaran dan egoisme orang tua masing-masing.

Anak korban perceraian yang memiliki dasar agama yang lemah akan lebih mudah terjerumus pada hal-hal negatif. Sedangkan orang tua yan memiliki dasar agama yang kuat biasanya tidak bercerai. Itulah kenapa anak-anak korban perceraian merupakan objek yang rawan berubah perilakunya.

Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai Salah Satu Bentuk Upaya Memanusiakan Manusia Demi Menciptakan Keteraturan Hidup

Kekerasan, pelecehan seksual, dan bulliying merupakan salah satu permasalahan yang disebabkan melemahnya penegakan HAM (Hak Asasi Manusia). Padahal Tegaknya HAM merupakan salah satu kewajiban negara memberi rasa aman kepada warga negaranya.

Hak asasi manusia itu sendiri adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu dilahirkan. Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai manusia. Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan hak yang tidak dapat diabaikan.

Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun.

Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.

Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi manusia, ada juga kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan, menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain. Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya, diawali sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak – hak kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia.

HAM juga merupakan salah satu wujud memanusiakan manusia. Di mana manusia tidak bisa diperlakukan seenaknya. Dijual, dipukul, atau bahkan dianiaya. HAM juga memiliki perlindungan hukum yang dapat menjerat pelakunya dengan sanksi hukum. Sesuai dengan hukum yang berlaku.

Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila.

Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa memperhatikan hak orang lain.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.

Namun pada kenyataannya instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia, yakni Undang – Undang Dasar 1945, Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, dan Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia tidak berjalan sesuai aturan yang belaku. Indonesia masih banyak sekali memiliki permasalahan terkaiylt hak asasi manusia. Sangat memprihatinkan.

Jangankan perlindungan HAM bagi para TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri, di Indonesia sendiri pun HAM masih tidak menjadi prioritas bahkan tak diperhatikan.

Seharusnya pemerintah lebi serius menangani permasalahan HAM ini. Agar warga negara Indonesia merasa aman dan terlindungi. Sehingga dapat bekerja sebaik-baiknya untuk Indonesia. Janganlah lupa para pejabat HAM yang memakan uang rakyat. Kita dalam naungan yang sama, Indonesia. Kita ada di bangsa yang sama, Indonesia. Karena itu bekerjalah memperjuangkan HAM dan kami masyarakat akan bekerja denga giat dan nyaman. Berperan aktif membangun Indonesia yang lebih baik. Indonesia yang memanusiakan manusia.

Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan menjadi sebagai berikut :
1.Hak – hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
2.Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
3.Hak – hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik.
4.Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan ( rights of legal equality).
5.Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and cu culture rights). Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.
6.Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan peradilan.
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998.

Globalisasi dan Pentingnya Rasa Ethnosentrisme

2015 akan segera berakhir menjadi 2016. Kemajuan teknologi akan terus berkembang pesat seiring bertambahnya angka pada tahun masehi. Globalisasi salah satu dampak dari kemajuan teknologi yang bisa melaju ke arah positif maupun negatif.

Globalisasi sendiri menurut KBBI adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Sedangkan Globalisasi ditinjau dari segi sosio-antropologi merupakan proses perubahan yang menyebabkan batas antar negara dan bangsa menghilang sehingga bangsa-bangsa di dunia menyatu dalam kesatuan hidup berdasarkan prinsip universal. Secara keseluruhan globalisasi berarti suatu proses yang menjadikan seluruh bangsa dan negara di dunia semakin terikat dengan yang lain serta mewujudkan kehidupan baru dengan meniadakan batas-batas geografis, ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat.

Salah satu contohnya adalah mulai tidak terlihatnya batas-batas kebudayaan masyarakat. Kebudayaan baru dari bangsa dan negara lain begitu mudahnya masuk ke dalam kebudayaan masyarakat kita yang secara tidak langsung mulai menggeser norma-norma sosial jika dibiarkan terus menerus.

Bicara tebtang kebudayaan masyarakat identik dengan suku. Ya, karena Indonesia memiliki beragam macam suku dan budaya. Menghadapi gempuran budaya asing sebagai dampak dari globalisasi dibutuhkan sikap ethosentrisme bagi penganut suku dan kebudayaan tersebut agar kebudayaan masyaraka yang telah ada tetap lestari.

Ethosentrisme sendiri menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Sedangkan berdasarkan ilmu sosiologi ethosentrisme adalah kecenderungan setiap kelompok untuk percaya begitu saja akan keunggulan (superioritas) kebudayaan sendiri yang dipengaruhi kepribadian, derajat identisifikasi etnik, dan ketergantungan.

Sikap ethosentrisme sangat dibutuhkan untuk membentengi kebudayaan masyarakat Indonesia dari kebudayaan asing yang semakin mudah masuk melalui jalur mana pun terutama melalui media massa seperti televisi dan internet. Ethosentrisme yang mungkin lebih dianggap perilaku negatif, ternya dapat menjadi perilaku positif apa bila digunakan pada saat yang tepat.

Penelitian menunjukkan bahea anggapan terhadap ethosentrisme dapat melemahkan nasionalisme adalah salah. Justru sebaliknya. Semakin tinggi ethosentralisme suatu suku atau seseorang, maka rasa nasionalisme dan kebangsaan pun akan semakin tinggi.

Ethnosentrisme menurut sosioligi dibagi menjadi dua macam, yaitu ethnosentrisme fleksibel dab infleksibel. Ethnosentrisme fleksibel merupakan seseorang yang dapat belajar cara-cara meletakan ethnosentrisme dan presepsi mereka secara tepat terhadap suatu realitas didasarkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya. Sedangkan ethnosentrisme infleksibel dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari prespektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan prespektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.

Ethnosentris fleksibel inilah yang dibutuhka sebagi benten terhadap globalisasi pada bidang kebudayaan masyarakat. Bukti nyata untuk mendukung lestarinya budaya di Indonesia adalah dengan mencintai dan ikut berperan dalam pelestariannya. Misalnya dengan aktif belajar dan mengajarkan cara bermain angklung atau menari jaipong.


Minggu, 22 November 2015

You Are My December

Malam itu tiba-tiba saja semua terjadi
Kau dan aku tiba-tiba saja terlibat dalam percakapan seru tanpa tema tanpa judul
Bulan desember yang diiringi hujan
Aku bahkan tak mengenalmu sampai ratusan percakapan setelahnya
Ternyata aku pernah bertemu denganmu sebelumnya
Ternyata kau tak begitu jauh
Ternyata dan hanya ternyata
Kebetulan yang entah tercipta atau diciptakan
Semua terjadi begitu saja
Kegiatan melelahkan selama tiga hari
Titik di mana aku dapat mengenalmu
Dengan segala kekonyolan masa remaja
Ketika itu kau mengaku bahwa kau lebih muda dariku
Mengaku bahwa kau anak yang berasal dari entah berantah
Kita memperdebatkan hal yang tak penting
Ketika kegiatan di mulai
Perintah demi perintah aku dapatkan
Rentetan kegiatan satu persatu mulai aku lalui
Ketika ratusan percakapan itu berlalu
Barulah aku tau kau juga ada di sana
Kau juga turut andil mempersiapkan kegiatan
Ah, mungkin memang harusnya seperti itu
Hari di akhir bulan Desember
Yang mungkin mengawali semua puisi ini

Senin, 16 November 2015

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia

Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi menunjukkan perkembangan yang pesat. Terbukti dengan semakin menjamurnya gadget-gadget dan smartphone. Tak hanya itu, bahkan berbagai macam alat berteknologi canggih pun mulai banyak bermunculan. Begitupun dengan dunia otomotif.
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan adalah saling mempengaruhi. Perkebangannya sejalan. Apabila perkembangan ilmu pengetahuan suatu negara berkembang pesat, maka perkembangan teknologi pun juga berkembang pesat yang berujung pada disandangnya gelar negara maju, jika negara tersebut konsisten mempertahankan dan mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ilmu pengetahuan sendiri menurut cara terminologi berasal dari bahasa latin scienta yang artinya pengetahuan. Secara luas ilmu pengetahuan diatikan sebagai suatu praktek yang sistematis dari pengetahuan dasar/ prespektif yang mampu menghasilkan produksi.
Sedanhkan teknologi sendiri menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah metode ilmiah intuk mencapai tujuan praktis, ilmu pengetahuan terapan atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup.

Manusia Membaca

Kemajuan dalam hal teknologi dan ilmu pengetahuan didapatkan melalui membaca. Sayangnya hal ini kurang disadari oleh masyarakat Indonesia yang kurang duka membaca. Membaca sebenarnya merupakan budaya dan tradisi para bangsawan, rakyat jelata tidak membaca. Karena budaya baca yang tidak menjadi tradisi di Indonesia itulah maka masyarakat Indonesia lebih banyak belajar dengan mendengarkan wejangan, melihat tontonan, menguping obrolan teman, dan lain sebagainya yang bersifat hanya menerima saja tanpa melalui proses berpikir.

Sabtu, 24 Oktober 2015

No need tittle here

It is not easy to keep out dreaming. When believe is a power but you still in the same place, not even move a step.

Dreaming sees really beautiful, wonderful, and powerful. When you were young you would think that you had to dream big, dream brightly. You would have a big power to make it happened. But when you passed the day and everything had happend in your life. That dream will be invisible and you will lose your power because of the things tha you had done in the past.

It changes your dream only for life happily. There is no big dream. There is no power again. After all the things you had done, you just wanna life quite happy for the rest of your life. You just wanna be a kind person for each people.

You will realize that life is not easy as you dream. There are so many reasons come to lose your dream. When you dont have power to do that dream. When you have to let your dream lose for destiny.

Life must go on. Everything wheather sad or happy things has done. All you can do is to better in every peaces of day.

Everyday Is Yesterday

Everyday is yesterday
When my phone was full of your message
Our worthless conversation

Everyday is yesterday
When you always said greeting or good night in japanese

Everyday is yesterday
When I just felt comfort without saying any important things
Without seing each other

Everyday is yesterday
When I coould read your book
And felt the energy of your soul

I feel like there is an empty side of me
When we suddenly stop it
Our crazy conversation

Feel like I am the only one who miss our momment
That momment
When everyday is yesterday

Rabu, 14 Oktober 2015

Sarjana Sia-Sia itu Harta Milik Indonesia

Dewasa ini kesadaran masyarakat terhadap pendidikan semakin meningkat. Terbukti dengan banyaknya sarjana dan semakin menjamurnya sekolah-sekolah, baik tingkat SD, SMP, ataupun SMA dan SMK. Dari negeri sampai swasta. Dari nasional sampai internasional.

Indonesia saat ini memang memiliki pemuda atau usia produktif lebih banyak dibanding golongan lanjut usia dan anak-anak. Hal ini harusnya menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untu semakin berkembang. Karena banyaknya pemuda usia produktif berarti kesempatan untuk berkembang semakin banyak dan sangat terbuka lebar. Apabila Indonesia jeli dan mulai menjalankan rencana yang matang dengan sedikit kesabaran, maka sepuluh atau dua puluh tahun lagi Indonesia akan berdiri di atas Jepang dan Amerika. Tidak mungkin? Memang terdengar naïf. Namun kenapa tidak?

Indonesia memiliki semua syarat yang dibutuhkan untuk menjadi sebuah Negara maju. Namun keseriusan pemerintah yang kurang dalam menangani hal tersebut menyebabkan Indonesia masih merangkak dan bahkan berjalan di tempat. Indonesia butuh revolusi industry besar-besaran. Bukan sistem industry dan pendidikan yang seperti Jepang, Amerika, dan Finlandia, tapi industry dan pendidikan yang Indonesia.

Jika Jepang terkenal dengan teori industry kura-kuranya yang terbukti sangat sukses, Amerika yang terkenal dengan teori industry kelincinya yang sudah ampuh menguasai dunia industry sebelum Jepang muncul, atau Korea yang sedang gencar-gencarnya memajukan industrinya dengan sentuhan kebudayaannya, maka Indonesia perlu menciptakan sebuah sistem industry yang sangat Indonesia. Bukan, kura-kura, kelinci atau yang lainnya. Tak hanya dalam bidang industry, revolusi juga perlu dilakuakn di bidang pedidikan. Kenapa disebut revolusi? Karena perubahan untuk menjadi kuat dan bertahan memerlukan waktu lama, bukan satu tahun atau dua tahun, tapi puluhan tahun. Karena itu dibutuhkan kesabaran dan komitmen yang tinggi untuk mewujdkan Negara maju yang layak huni dan ramah.

Pendidikan menjadi factor utama sebelum dilakukannya revolusi industry besar-besaran. Karena berkat pendidikanlah sebuah revolusi tercipta. Pendidikan di Indonesia meang sudah jauh lebih baik dari masa-masa sebelumnya, namun hal ini belum maksimal.

Permasalahan umum yang bukan lagi menjadi rahasia bagi insan berpendidikan adalah sukarnya memperoleh pekerjaan. Padahal berbekal ijazah dari peerguruan tinggi ternama, IPK sangat memuaskan dan jurusan yang penuh perjuangan untuk meluluskan diri. Hingga akhirnya mereka yang unggul memilih mencari pekerjaan di Negara orang lain. Mengabdikan dirinya untuk memperkaya Negari lain. Bukan negerinya  sendiri.

Bekerja merupakan syarat suatu manusia untuk menjadi manusia sewajarnya. Pakah bekerja itu? Bekerja adalah suatu kegiatan jasmani atau rohani yang menghasilkan sesuatu. Karena itulah mereka yang menyisihkan waktunya menutut ilmu di bangu perkuliahan ingin segera bekerja selepas lulus.

Selain karena ketidakseriusan pemerintah mengatasi masalah-masalah di negeri ini, kesulitan lapangan pekerjaan juga disebabkan karena pribadi pemuda Indonesia itu sendiri yang cenderung malas dan udah menyerah. Secara history Indonesia mengambil pengaruh besar terhadap kehidupan akibat penjajahan Belanda yang terjadi selama ratusan tahun. Itulah kenapa masyarakat bahkan pemuda Indonesia berpikir untuk bekerja dan hanya bekerja.

Jika mereka sulit mencari pekerjaan kenapa tidak membuka lapangan pekerjaan saja? Lebih tepatnya bukan mencari pekerjaan, tapi menciptakan pekerjaan itu sendiri. Bukankah selain bisa memperkerjakan diri sendir juga bisa menyerap pemuda-pemuda lain yang memiliki kesulitan yang saa mengenai lapangan pekerjaan. Ini semua juga dipengaruhi karena kebiasaan penduduk Indonesia menjalani kerja Rodi pada masa penjajahan Belanda. Sehingga yang ada dipikiran mereka adalah bekerja, bekerja, dan bekerja. Hanya segelintir orang yang berani berbisnis, karena berbisnis terkenal penuh resiko.

Selain penyebab dari segi historical, juga dari segi mainset orang-orang Indonesia yang money oriented. Hamper semua orang tua menyekolahkan anaknya dengan harapan akan mendapat pekerjaan yang nyaman dengan penghasilan yang besar sehingga dapat hidup berkecukupann dan tenang. Memang hal ini tidak dapat sepenuhnya disalahkan, karena setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Namun hal ini justru menimbulkn masalah lain, yaitu manusia menjadi menghlalkan berbagai cara untuk mendaapatkan kemakmuran duniawi.

Kurangnya pengembangan dan pemberdayaan pemuda jug menjadi factor yang cukup berpengaruh. Karena sebenarnya pemuda ada dalam masa yang produktif, yang apabila dimaksimalkan akan menghasilkan hasil yang luar biasa. Pemuda juga mudah untuk menangkap hal-hal baru. Sehingga kesempatan untuk menguasai suatu bidang tertentu lebih terbuka luas.

Karena kesulitan mencari pekrjaan akhirnya tingkat pengangguran semakin tinggi. Jika tingkat pengangguran sudah semakin tinggi, maka tingkat kejahatan akan sejalan perkembangannya dengan tingkat pengangguran. Dari sisi lain para pelaku kejahatan juga membutuhkan uang untuk melanjutkan hidup, sehingga mereka yang tidak bekerja memilih menjadi pelaku kejahatan.

Ini menjadi tugak kita bersama sebagai warga negara Indonesia. Tugas pemerintah untuk mengapresiasi dan mengembangkan karya par pemuda negeri, memberi fasilitas agar para pemuda dapat brkembang, menegakkan hokum, dan berperan aktif memajukan industry Indonesia. Tugas para pemuda adalah belajar dengan giat, terus mengembangkan diri, memupuk rasa nasionalisme untuk mengabdi pada negeri, berperan aktif dan menciptakan ide-ide baru yang bermanfaat. Tugas orang tua untuk terus memberi pendidikan kepada anak mereka tak hanya pendidikan formal tapi juga pendidikan moral, ikut memupuk rasa cinta negeri atau nasionalisme, memberikan perlindungan dan dukungan aktif. Tugas kami semua masyarakat Indonesia untuk mengawasi berjaannya pemerintahan dan rencana memajukan negeri.

Referensi : 

1. Sumardjo Jakob. Orang Baik Sulit Dicari. 1997. Bandung : Penerbit ITB Bandung

2. Widyahartono Bob. Belajar dari Jepang. 2003. Jakarta : Salemba Empat

Masihkah ada?

Kota, sebuah tempat di mana berbagai hal berkembang, dibahas, dan terus berinovasi. Di mana semua jenis manusia dimuka bumi ini bertemu. Masyarakat kota atau yang sering disebut urban community tidak hanya memiliki perhatian khusus pada pakaian, makanan, dan perumahan, tetapi mempunyai perhatian lebih luas lagi. Orang kota sudah memandang penggunaan hidup, tidak hanya sekadarnya atau apa adanya, atau yang dalam bahasa mudahnya disebut gengsi.

Masyarakat kota terkenal dengan masyarakatnya yang individualis. Ini terjadi karena mobilitas masyarakat kota sangat tinggi dan juga karena masyarakat kota sudah bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan kemajuan teknologi. Seperti contohnya kini untuk mencuci masyarakat kota tak lagi membutuhkan manusia untuk membantu pekerjaannya tersebut, cukup dengan mesin cuci maka semua pakaian kotor akan dicuci oleh mesin. Kita hanya perlu menunggu beberapa menit. Bahkan jeda waktu menunggu itu pun bisa digunakan untuk melakukan hal lain.

Karena sifat individualis itulah maka masyarakat kota memiliki solidaritas sosial yang sangat rendah. Tak peduli dengan sekitar. Hubungan yang dijalin terhadap sesama manusia bukan lagi merupakan kebutuhan sosial, tetapi bergeser kepada suatu kepentingan. Singkatnya masyarakat kota akan menjalin hubungan apabila hubungan tersebut membawa keuntungan bagi dirinya. Maka tak heran mereka memiliki solidaritas sosial yang sangat rendah. Siapa yang mau repot-repot menolong seorang nenek yang kelelahan membawa tas yang sangat berat di stasiun. Apa yang akan mereka dapatkan jika menolong nenek itu? Mereka justru akan kehilangan waktu untuk menuju kantor. Siapa yang mau repot-repot menyisihkan waktunya membantu seorang kakek yang terjatuh di peron stasiun karena bingung melihat begitu banyaknya manusia yang berjalan sangat cepat, mengejar kereta yang akan berangkat? Mereka justru akan kehilangan uang. Krena keterlambatan mereka sampai di tempat kerja berbuntut potong gaji.

Ironis? Memang seperti itulah masyarakat kota yang katanya berpendidikan tinggi dan berpikiran maju. Yang katanya turut ambil memajukan perekonomian Indonesia. Dalam kasus tersebut saja tak ada masyarakat kota yang peduli, apa lagi pada masyarakat miskin yang begitu banyak bertebaran di seluruh penjuru kota. Kepada pemulung yang ditemuinya di pinggir jalan hanya diberinya tatapan meremehkan atau bahkan menghina, memang ada yang menatap kasihan, tapi hanya sekedar tatapan. Tak ada yang menanyakan sudahkah ia makan, lebih baik mengajaknya makan walau hanya di warteg pinggir jalan, atau bahkan hanya sekedar memberinya senyuman. Bukankah agama mengajarkan bahwa senyum adalah sedekah?

Mobilitas masyarakat perkotaan yang begitu tinggi membuat mereka terburu-buru, menunda waktu sholat untuk yang muslim, atau malah justru meinggalkannya. Kalaupun menunaikan sholat, hanya sekedar menunaikan kewajiban. Membasahi beberapa bagian tubuh dengan air, lalu melakukan gerakan-gerakan dengan sangat cepat, dan berlalu tanpa mengadahkan tagan terlebih dahulu. Lupa untuk berdo’a, meminta kepada yang memberikan hidup sampai saat ini. Apa lagi untuk melaksanakan qiyamul lail? Puasa sunnah? Shodaqoh? Mereka lupa bahwa mereka hidup hanya sementara. Pertanggungjawaban atas pekerjaan dan mencari nafkah tidak akan membantu proses hisab diakhirat nanti. Itupun kalau mereka jujur bekerja, kalau korupsi?

Polemik kehidupan di kota merupakan masalah yang tak kunjug meiliki titik terang. Tak hanya pribadi masyarakatya, tapi juga masalah lain yang mengguung mennunggu untuk diselesaikan. Perkembangan industry diperkotaan sejalan dengan mobilitas masyarakatnya dan sejalan dengan tingkat kejahatannya apabila kota tidak diatasi secara benar.

Namun dari semua itu sungguh masihkah ada orang baik yang menginspirasi, masih ada orang-orng tulus yang mau mebantu, dan orang berani yang mau mengabdi?


Referensi: 

1. Sumardjo Jakob. Orang Baik Sulit Dicari. 1997. Bandung : Penerbit ITB Bandung

2. Drs. Ahmadi Abu. Ilmu Sosial Dasar. 2009. Jakarta : Rineka Cipta

Jumat, 25 September 2015

An Old Vehicle at The Center of Capital City

Around two days ago i had test at the one of top university in Indonesia. It was located in Central Jakarta. The test was one of the way to make smoething possible.

That was the first time I joined the test and it was felt a little bit puzzle. Actualy i didnt know what the speakers of the test said, but i just wanna try my best to finish the test.

I went there by train and i stopped at Cikini station and then I used kopaja to continue trip, it was looked like a little bus but it was not all. And then after a few minutes i arrived at the place of the test.

When I had finished the test, I went fastly to the station because of the time has pointed out 3 oclock. And it was meant that the train would had been full of people. Without knowing to go to the station i just believe my self. I followed the way and crossed a way. At that time i was asking some one how to get the station from here. And then he said, "you can go there buy bemo to maggarai station. It is only 4000 rupiah."

Definitely i frequently have heard 'bemo' but i dont sure i know how bemo looks like. Hahahaha lol. And then i asked about bemo to the pedlar that selling bakpao. For few moment i think he think 'how rube this girl is, she dont even know how bemo looks like'. But actually i dont care what he thinks about. Because i just wanna get home quickly.

When i have been on bemo i just feel. Oh my gosh this is my first time riding bemo. How pity i am. Live at village fir along time.

But on the way to station i just thinking how funny this country was. Around the way to station there were a lot of high and modern building and also there were a busway and the train but this country still has the old vehicle like this. At that time i just feel like. Oke, it my be the reasin why you must study abroad.

Central Jakarta, September 23th 2015


Jumat, 03 Juli 2015

Air Suramadu

Pergi berkelana menyambahi tempat-tempat baru adalah hal yangmenyenangkan. Menyaksikan dan merasakan indahnya ciptaan Tuhan. Bagi para traveler, traveling adalah bagian dari hidup. Ketika silaturahmi bisa terjalin, rasa yang berbeda saat menapaki tanah-tanah baru, merasakan air dari berbagai tempat, dan yang paling  tak terlupakan adalah ketika mata tak berkedip memandang keelokan ciptaan Tuhan, dan mulut tak bergeming mamjn hati yang senantiasa berdzikir, wujud kekaguman akan tempat yang disambangi.

2 tahun lalu, aku mengunjungi jembatan Suramadu dalam rangka study tour sekolahku. Jembatan Suramadu adalah jembatan yang menghubungi pulau Jawa tepatnya Kota Surabaya dan pulau Madura dengan melintasi selat Madura. Jembatan ini memiliki panjang 5438 meter dengan 8 lajur kendaraan. Jembatan ini juga merupakan jembatan yerpanjang di Indonesia. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge).

Jembatan ini diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009. Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura, meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi di Madura, yang relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur. Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliun rupiah. Jembatan ini juga dirancang tahan gempa dan diperkirakan bertahan sampai 100 tahun.

Karena je,batan ini adalah jalan tol, maka kita tidak bisa turun untuk sekedar menikmati pemandangan laut lepas di atas jembatan. Namun mungkin akan lebih terasa jika menyebranginya menggunakan sepeda motor. Tak perlu hawatir jika tak membawa kendaraan beroda 2, karena disekitar jembatan terdapat ojek suramadu. Jasa tukang ojek untuk menyebrangi jembatan suramadu.

Memang tak banyak yang bisa dilakukan di sini. Namun ketika melalui jembatan ini, kita akan tahu bahwa konstruksi Indonesia tak kalah keren dengan negara lain. Jembatan ini juga akan lebih indah dilihat pada malam hari dengan lampu yang menghiasi tiang-tiang jembatan.

Sebelum beranjak ke tempat selanjutnya aku dan seorang temanku iseng-iseng turun ke bawah untuk seledar mengambil sebotol air suramadu sebagai oleh-oleh untuk teman kami yang tak kalah gila juga. Hahahaha, mungkin oleh-oleh air suramadu ini adalah salah satu dari hal konyol yang kami lakukan. Yang pwnting membawa buah tangan bukan?

Selasa, 31 Maret 2015

The power of politics

     
     
      Politik banyak menjadi perbincangan di semua tempat oleh berbagai macam kalangan. Cobalah bepergian dengan kendaraan umum, atau berdiam di tempat umum, atau bahkan ketika berkumpul dengan teman, maka hampir semua tempat itu membicarakan politik. Bahasannya macam-macam, bisa keluhan tentang kinerja pemerintah dan presiden dalam suatu bidang atau bahkan terkadang di semua bidang, kemudian saling berlomba beradu argumen mengenai bagaimana seharusnya sang subjek bertindak mengenai politik yang di bahas.
      Ketika politikus mendengar argumen mereka pastilah politikus itu berfikir berbeda dengan dalih kita tidak mengerti politiklah atau apalah. Namun pendapat ini sepenuhnya tidak salah, karena solusi kebanyakan dari masyarakat tak kalah baik dan bahkan sangat baik. Mereka hanya berpendapat dari kacamata mereka. namun satu yang sangat disayangkan. Mereka tidak berpikir bagaimana mereka harus turut berperanmemperbaiki politik yang sudah semerawut.
      Ketika diajukan pertanyaan pada beberapa mahasiswa mengenai kinerja pemerintah saat ini, kebanyakan dari mereka menggelengkan kepal dahulu sebelum memberikan pendapat. "Sekarang politik sudah sangat hancur Mbak. Para petinggi hanya berpikir bagaimana mendapat banyak uang, mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari jabatan yang diembannya." Ujar Retno, salah satu mahasiswa Universitas Gunadarma yang saat ini berkuliah di jurusan Teknik Industri. tak hanya itu, mahasiswa lain jug berpendapat, "Kepentingan politik di Indonesia membuat banyak bidang dirugikn. Lihat aja pendidikan di Indonesia sekarang. Selain masih sangat mahal, kualitasnya pun sangat tak sebanding. Bahkan saudara kita di perbatasan sana belum tentu bisa mengenyam penddikan. Namun mana peran pemerintah? Mereka hanya berorientasi pada uang, uang, dan uang." Ujar Titin, mahasiswa Universitas Gunadarma yang saat ini aktif berkuliah di jurusan Teknik Industri.
      Begitulah kiranya the power of politics. Ketika politik berkaitan dengan semua aspek namun tak lagi mengenal yang mana kawan, saudara, dan lawan. Ketika rakyat tak lagi berarti untuk politik negeri. Ketika kepentingan individu menjadi prioritas dalam politik.
      Hampir setiap orang di negeri ini akan berbicara hal yang negatif, bersifat mengkritik, dan memberi saran bagaimana seharusnya mengambil sikap. Sisi baik yang adaa dalam politik sirna sudah tertutup oleh fakta yang masyarakat dapatkan.


Minggu, 08 Maret 2015

Gebang Sekolah (Potongan Sungai Impian ke 1)

       Aku datang lagi setelah tersadar dalam keterpurukan panjang. Kini aku hadir lagi, mengabsen goresan tanganku pada sejarah. Aku tak tahu bagaimana bisa aku melupakan hal sepenting "menulis", entahlah, semua seperti terjadi begitu saja. Ternyata memang benar waktu berjalan sangat cepat. Letak kebodohannya adalah aku yang tak berpikir untuk bergerak. Hanya terus diam memandang mimpi yang kugantung bersama bintang setiap malamnya. 
       Untuk orang yang pernah kuberikan kesediaan menuliskan kisahmu, dengan setulus hati aku meminta maaf. Maaf karena sampai saat ini aku bahkan belum melanjutkan menulis kata-kata terhitung saat terakhir kali aku menulis kisahmu. aku akan mulai melangkah dan berlari, jadi kumohon bersabarlah sebentar lagi.

       Kisah ini tentang perjalan menuju impian. perahu yang mengarungi sungai panjang tanpa tahu apan akan berakhir.

       Sama seperti manusia pada umumnya, yang lahir sambil menangis. Yang setelahnya terus berkembang mulai bisa melakukan banyak hal. Berjalan, berbicara, menghapal banyak kosakata baru, lalu bersekolah untuk lebih mengenal dunia. Dimulai dari sekolah dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. dari semua fase itu kini aku berada pada fase perguruan tinggi. Ya, pergi belajar menuntut ilmu di perguruan tinggi. Dari semua fase yang sudah aku lewati, kurasa fase sekolah menengah akhir adalah fase dengan begitu banyak perasaan yang tertulis menjadi sebuah kenangan terjadi di hati ini. Di mana beragam kisah dan hal yang baru kutemukan di sini.

       Tiga tahun yang lalu aku berdiri di depan gerbang itu. Gerbang yang akan menjadi tempatku menuntut ilmu di jenjang sekolah menengah akhir. Dengan masih menggunakan seragam sekolah menengah pertama aku memasuki sekolah itu dengan perasaan berdebar menantikan pengumuman penerimaan siswa baru. Mungkin kau tak  tahu betapa gugupnya aku. Sejak pagi aku bersama temanku yang mendaftar sekolah yang sama sudah menuju ruang guru untuk  bertanya perihal penerimaan siswa baru bahkan ketika ternyata guru yang menangani siswa yang ingin melanjutkan sekolah itu belum datang.

       Tak sabar menunggu aku dan temanku bergegas menuju warnet terdekaT sekolah kami. Pada pagi yang segar di pertengahan tahun 2011 itu dengan penuh semangat aku dan seorang temanku membelah jalanan kotaku, kota kecil di pinggiran pulau Jawa, bersemangat melihat hasil pengumuman. Aku dengar sekolah yang aku tuju memiliki teknologi dan pendidikan yang cukup lebih maju dibanding sekolah lainnya di tempatku, bahkan saat itu kudengar pengumuman mahasiswa baru pun bisa dilihat lewat internet.

      Tak menemukan apa yang kami cari, kami kembali menuju sekolah melihat kembali ke ruang guru apakah guru yang kami cari sudah datang. Setelah kembali, ternyata pengumuman akan diumumkan di sekolah yang kami tuju menjelang tengah hari nanti. Saat itu rasanya waktu berjalan sangat lambat, bahkan lebih lambat dari seekor siput yang tengah berjalan. Di sanalah aku berdiri. Di depan gerbang sekolah menengah akhir yang kutuju. 

       Saat itu sudah tampak banyak siswa setingkatku yang mengerumuni papan pengumuman. Kulihat diantaranya berteriak girang sambil terus mengucapkan rasa syukur, namun ada pula yang terlihat menangis dalam rengkuhan kawanya. Dengan perlahan aku masuk ke dalam kerumunan manusia itu, mencari kalau-kalau Tuhan mengizinkan namaku ada di sana.

       "Alhamdulillah". Puji syukur kuucapkan ketika tahu bahwa aku menjadi salah satu siwa baru di sekolah tersebut. Seketika hilang sudah rasa yang sejak tadi aku tahan dikala melihat anak-anak lain dengan seragam elitnya. Ya, mereka semua kebanyakan datang dari sekolah favorit di kotaku. Tak disangka siswa dari sekolah biasa sepertiku bisa turut menjadi bagian dari keluarga besar sekolah itu. Saat itu dengan perasaan bahagia aku pulang membawa berita gembira untuk Ayah dan Ibu.

      Itu menjadi titik awal di mana hidupku yang sesungguhnya dimulai. Bagaimana rasanya berdiri diantara orang-orang cerdas, kini aku tahu rasanya. Melangkah di atas tanah di lingkungan yang diperjuangkan hampir seluruh siswa di kotaku, aku tahu rasanya. Hari itu di tengah panasnya terik mataahari yang menyinari kotaku yang memang sudah panas karena terletak di daerah pantai, aku bersama siswa baru lainnya melangsungkan Apel penutupan hari pertama Masa Orientasi kami. saat itu aku benar-benar berada di tengah orang-orang baru karena hanya kira-kira sebelas orang saja yang berasal dari sekolahku, tidak seperti anak lainnya yang bahkan seperti pindah kelas saja. Saat itu aku berdejavu, merasakan kembali bagaimana rasanya menjadi murid baru seperti saat pertengahan sekolah menegah pertama, saat aku menjadi murid baru. Beberapa diantara siswa dari sekolah menengah pertama memang teman sekolah dasarku, namun seperti layaknya pergi jauh dan datang lagi ke tempat yang sama berpuluh-puluh tahun kemudian, pastilah terasa asing. Seperti itulah aku dan teman-teman masa sekolah dasarku.

       Aku tak tahu setelah ini apa yang akan terjadi. akan jadi apa nanti aku di sekolah ini. Bagaimana masa depanku. Semua dimulai saat itu. Hari dimana masa penuh gejolakku di mulai. Masa yang menunjukkan padaku banyak rasa bahagia, sedih, dan juga rasa sakit.Masa yang mengenalkanku den mimpi dan cinta, juga rasa sakitnya.




"Ternyata mereka memang berkata jujur bahwa SMA adalah masa terindah dan tak terlupakan. aku sudah membuktikannya dan aku mempercayainya."

Jumat, 06 Maret 2015

Prinsip



Ditengah kompetitifnya dunia dengan berbagai macam tekanannya, di sana aku masih menemukan kesederhanaan. Kesederhaan mimpi, ambisi, dan hidup. Ya, kesederhanaan itu ada di negeriku.



Ketika hampir semua anak berlomba untuk mendapat pendidikan dan menjadi yang terbaik dalam jenjangnya, berlomba untuk mengukir prestasi setinggi-tingginya, bahkan berlomba untuk masuk ke perguruan tinggi bergengsi yang sebagian besar tujuannya adalah demi mendapat pekerjaan berpenghasilan tinggi di masa depan. Namun anak-anak desa yang aku kenal masih berpikiran bersih, mengikuti  kata hati mereka. 

Mereka hanya ingin bersekolah agar mereka berpendidikan dan berwawasan luas, setidaknya lebih dari pada kedua orang tua mereka yang kebanyakan hanya tahu sawah dan lading. Ironis? Memang sedikit terdengar seperti itu. Tapi tahukah kawan? Tujuan hidup mereka sungguh sederhana.



Ketika kebanyakan masyarakat kota saai ini ingin berkarir setinggi-tingginya bahkan berusaha keras agarkarirnya menyentuh dunia internasional, mereka yang berasal dari desa akan pergi ke kota mencari kerja hanya untuk kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak di masa depan, dan membeli sebidang tanah yang bisa dipergunakan untuk bertani dan berladang dikala senja nanti.

Setelah lunas menyelesaikan beban pekerjaan yang diemban, di usia senja mereka akan kembali ke desa tempat mereka dilahirkan. Berladang dan bertani. Hidup sederhana dengan udara segar yang bisa dihirup setiap pagi. Air yang sejuk yang dinikmati setiap saat. Menghabiskan masa senja dengan tenang dan damai untuk beribadah.

Jadi untuk kawanku yang memiliki banyak rencana luaar biasa, marilah belajar bersyukur dari orang desa. Untuk kawanku yang selalu mendambakan kemewahan marilah belajar sederhana dari orang desa. Untuk kawanku yang mengharapkan kekayaan di masa tua, marilah belajar mengabdikan akhir usia untuk Tuhan yang telah memberikan segalanya.


Yang terpenting dari semua hal adaalah prinsip hidup. Tanpa prinsip kita hanyalah nahkoda yang tak bisa mengendalikan kapal, terombang-ambing entah sampai kapan. Mungkin sampai karam dan tenggelam.